Malap pelita sekian lama kunyalakan
sumbunya kian terpadam
tinggal diam aku pada sudut kelam
Dengan legam jiwa
cuba kuintai sisa cahaya
ternyata wajah harap enggan
mempamerkan senyum bahagia
apakah selamanya harus aku
terpidana di jeriji sengsara
Tika putus asa mendaki ke puncak
ada cerlang cahaya membentur lembutnya
menghantar dirimu melukis pesona
- tanpa jemu menggilap percaya
Cahaya Kekasihku,
kau harum pada kuntum
kau rimbun pada pohon
Maka tanpa risi dan curiga
hiasilah laman jiwa dengan taqwa
lengkapilah rumah percaya dengan setia
lestarilah agam cinta kita selama-lamanya
lestarilah